Senin, 02 April 2012

Hentikan Kebiasaan Merokok Anda

Dari tahun ke tahun jumlah orang yang merokok semakin bertambah, salah satunya disebabkan karena semakin rendahnya usia anak muda yang mulai merokok. Terlebih lagi Indonesia yang setiap harinya ada lebih dari 50 juta orang yang membelanjakan uangnya khusus untuk membeli rokok. Tak terkecuali wanita, termasuk wanita hamil, dampak rokok dapat merusak kondisi janin, kondisi janin bisa jadi sangat buruk bila ibunya seorang pengkonsumsi rokok. Hal ini tentu akan merusak generasi bangsa, bahkan sejak sebelum dilahirkan.


Hasil analisis 4.000 orang anak berumur 0-5 tahun menunjukan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok 10 batang sehari, menyebabkan peningkatan jumlah kasus asma serta mempercepat munculnya gejala asma pada anak-anaknya. Begitu juga anak yang kembali dari rumah sakit setelah perawatan asma akut, penyembuhannya akan terganggu karena orang tua yang merokok (Abulhosn et al, 1997). Efek asap rokok ini tidak hanya memberikan efek negatif pada anak-anak yang telah lahir, tapi juga pada janin yang masih ada di dalam rahim.


Karena itu, di negara maju seperti Jepang, di seluruh rumah sakit bersalin tidak tersedia tempat yang bisa merokok. Ini karena mereka benar-benar mengerti akan bahaya rokok tersebut. Bahkan, jumlah perokok semakin berkurang dan tempat-tempat yang diperbolehkan merokok semakin dibatasi. Ini disebabkan karena di negara - negara maju, mereka mengerti dan menyadari akan bahaya dan dampak rokok, terutama dampak dari segi kesehatan. Singkat kata, perokok tidak punya ruang hidup yang bebas di negara maju. Inilah barangkali yang menjadi salah satu sebab berkurangnya perokok di samping pemahaman dan kesadaran akan dampak rokok itu sendiri. Sementara di negara kita, terjadi persepsi yang salah yang menganggap merokok adalah tren yang ada di negara maju.


Berdasarkan buku Diseases & Disorders terbitan Anatomical Chart Company, rokok adalah zat berbahaya yang mengandung lebih 200 macam racun. Setiap perokok menghisap dua bungkus rokok, dia telah mengurangi umurnya selama 8 tahun. Begitu juga dengan orang yang kena asap dari dua bungkus rokok, akan mengurangi umurnya selama empat tahun. Walaupun hasil studi menunjukkan hasil yang mengerikan, kebanyakan perokok tidak percaya. Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya akibat buruk dari rokok bukanlah akibat yang bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek.


Studi lain menunjukan bahwa seseorang penderita asma yang kena asap rokok selama satu jam, mengalami 20 persen kerusakan fungsi paru-paru (Dahms et al, 1998). Apalagi pada anak-anak, efek rokok lebih parah lagi. Ini disebabkan karena lebar saluran pernapasan anak-anak yang sempit, sehingga jumlah napas anak-anak lebih cepat dari orang dewasa. Akibatnya, jumlah asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan mejadi lebih banyak dibandingkan berat badannya. Selain itu, karena sistem pertahanan tubuh yang belum berkembang, munculnya gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibandingkan orang dewasa.



Sudah saatnya bangsa kita menghentikan kebiasaan merokok, terutama bagi wanita hamil. Karena merokok tidak hanya memberikan efek buat perokok sendiri, tetapi juga orang di sekitarnya yang kena asap rokok tersebut, terutama bagi janin yang perkembangannya sangat bergantung pada pola hidup sang ibu. Sedikit-demi sedikit hal ini membantu mengurangi beban taraf kesehatan negara Indonesia.


Selain itu, sekalipun kita tidak bisa memberhentikan rokok sama sekali, minimal kita bisa menjaga norma-norma supaya tidak merokok di tempat yang ramai, terutama di depan anak-anak dan orang hamil. Norma ini berlaku di negara maju. Apalagi bangsa Indonesia yang mempunyai budi luhur dan sifat sopan, tidak sulit bagi kita untuk melaksanakan norma tersebut. Terlebih sekarang sudah tersusun undang-undang larangan merokok di tempat-tempat umum, terutama di Jakarta.


Walaupun demikian, akan lebih baik lagi kalau bisa berhenti sama sekali. Dengan berhenti merokok, kita bisa menghemat uang, menghemat pengeluaran negara. Tentu tidak sedikit penghematan yang bisa dilakukan jika dapat menghentikan pengeluaran untuk lebih dari 182 milyar batang dalam satu tahun. Pemerintah dapat mengalokasikan dana tersebut pada sektor lain, sehingga Indonesia dapat melakukan peningkatan, sesuai dengan pepatah ''sambil menyelam minum air''.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More