Sabtu, 24 Maret 2012

Mosquito Uses Capilarity

Ingat konsep kapilaritas dalam fisika? Konsep ini menjelaskan bahwa permukaan cairan akan naik saat melewati pipa kapiler, pipa yang berukuran sangat-sangat kecil, tanpa harus dihisap. Nyamuk hanya meletakkan sungutnya di bawah kulit, tanpa menunggu lama dan tanpa harus mengeluarkan energi untuk mengisap, cairan darah langsung naik melalui saluran kapiler di sungut nyamuk dan masuk ke perut transparannya, sehingga kita bisa melihat warna merahnya. 

Nyamuk juga melakukan beberapa ritual sebelum mengisap darah. Dia mendeteksi keberadaan mangsanya dengan memperhatikan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh. Tidak heran dia bisa menemukan kita di kegelapan kamar. Lalu dia akan mengepakkan sayapnya dengan frekuensi kepakan yang sangat tinggi. Nyamuk jantan akan mengepakkan sayapnya 550-650 kali setiap detik, sedangkan nyamuk betina 350-450 kali setiap detik.  Sangat mengganggu tidur. Terlebih ketika mereka sedang tebar pesona untuk mencari pasangannya, frekuensinya bisa jauh lebih tinggi.

Lalu kenapa tubuh kita gatal setelah digigit nyamuk? Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang dia hisap membeku. Proses ini berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh padahal tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat. Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan terbang. Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More