Sabtu, 24 Maret 2012

Menanti Realisasi Redenominasi Rupiah

Lebih dari setahun yang lalu, topik redenominasi rupiah sangat gencar dibicarakan banyak orang. Sekedar mengingatkan kembali, redenominasi rupiah adalah penyederhanaan nilai rupiah atau pengurangan nilai rupiah, tanpa mengurangi nilai tukar rupiah itu sendiri. Bank Indonesia mengatakan, redenominasi rupiah tidak sama dengan sanering atau pemotongan nilai mata uang. Sebab, dalam redenominasi meski tiga angka nol terakhir dihilangkan, tapi nilainya sama. Sebagai contoh Nilai Mata Uang Rupiah Rp. 1.000,- (seribu rupiah) nantinya akan menjadi Rp. 1,- (satu) rupiah saja, Rp. 10.000,- akan menjadi Rp. 10,- (intinya nilai mata uang sekarang dikurangi dengan tiga digit nominal). Memang saat ini masih ada pembahasan, berapa digit yang akan dihilangkan. 3 digit atau 2 digit.
Beberapa negara berikut telah sukses melakukan redenominasi mata uang mereka.
Pada 2005, Turki memotong enam digit pada nominal mata uangnya. Saat itu 1 juta lira (uang Turki lama) sama dengan 1 lira uang baru (YTL). Tapi tak tanggung-tanggung, Turki menyiapkan kebijakan ini sampai 10 tahun.

Kesuksesan ini lalu ditiru Rumania. Pada 1 Juli 2005 Rumania memperkenalkan lei baru (RON)  yang senilai 10 ribu lei lama (ROL). Rumania mengeluarkan pecahan 100 lei baru yang menggantikan 1 juta lei, pecahan terbesar saat itu. Tampilan uang itu pun mirip. Hanya angkanya saja yang beda.

Setelah redenominasi itu, nilai tukar mereka terhadap dolar AS menjadi 2,98 lei baru. Sementara terhadap euro menjadi 3,6 lei baru. Gubernur Bank Nasional Rumania Mugur Is?rescu terpaksa memotong lei karena inflasi di negera itu sangat tinggi.

Di Zimbabwe, pada pertengahan 2008, bank sentral Zimbabwe juga sukses memangkas nominal uang hingga seper sepuluh miliar. Alias 10 miliar Zimbabwe dipotong menjadi 1 dolar Zimbabwe. Pemotongan ini menyusul inflasi parah hingga 2,2 juta persen. Pedagang terpaksa menaikkan harga jualan demi mempertahankan bisnisnya.

Hiperinflasi yang terjadi di negeri Afrika ini tidak lain disebabkan langkah Gubernur Bank Sentral Zimbabwe Gideon Gono yang memotong 3 digit nominal dolar Zibabwe pada pertengahan 2006. Hal ini dilakukan agar penduduk tidak kerepotan membawa bergepok-gepok uang untuk berbelanja. Namun, gara-gara itu, harga barang malah naik drastis. Pada tahap pertama ini, redenominasi di Zimbabwe bisa dianggap gagal. 
Walaupun hal ini baru merupakan wacana saja karena pemerintah juga belum menyetujuinya Tak dapat dibayangkan betapa lama dan repotnya sosialisasi yang harus dilakukan jika nantinya program redenominasi rupiah tersebut betul-betul dilaksanakan. Belum lagi terkait biaya yang harus dikeluarkan sebagai pengganti uang rupiah lama dengan yang baru.
redonominasi rupiah Redenominasi Rupiah
Rencananya redenominasi rupiah ini akan dilaksanakan secara penuh pada tahun 2022 nanti dan untuk masa sosialisasinya akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2013 yang akan datang. Selama masa sosialisasi tersebut, akan digunakan 2 (dua) jenis mata uang rupiah yaitu rupiah lama dan rupiah baru.
Jadi selama masa transisi, masyarakat bisa memilih mau membayar barang dengan mata uang rupiah lama atau mata uang rupiah baru.
Meskipun demikian, beberapa restoran besar sepertinya sudah mempersiapkan redenominasi ini pada pencantiman harga di menu. Contohnya meraka menuliskan Rp 75 untuk menu yang harganya 75 ribu rupiah, dan lain-lain. Memang sepertinya akan banyak kemudahan yang ditimbulkan dari redenominasi rupiah ini. Kita tunggu saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More