Minggu, 22 April 2012

Radiasi Begitu Dekat, Begitu Nyata

Saat kita menyebutkan kata pancaran radiasi, pemborosan kata telah terjadi saat itu, karena kedua kata tersebut memiliki arti yang sama.  Radiasi ini kebanyakan dihasilkan oleh reaksi inti bisa berupa penggabungan (fusi) maupun pemisahan (fisi) nuklir. Selain itu raiasi juga dipancarkan dari unsur-unsur di alam yang tidak stabil yang biasa disebut radioisotop, juga dari pancaran gelombang elektromagnetik. Jadi, radiasi sendiri berarti pancaran atau penyinaran, yaitu penyebaran partikel-partikel elementer dan energi radiasi. Partikel-partikel yang disebarkan dalam radiasi ini bisa berupa sinar alfa (helium), beta (elektron), gamma, neutron, positron, dan lain sebagainya. Partikel-partikel tersebut akan terbebas di alam atau bisa juga bergabung dengan partikel netral lainnya untuk membentuk radioisotop baru. Sedangkan energi radiasi yang dilepaskan dapat mengionisasi partikel lainnya.

Jika energi radiasi mengenai tubuh manusia, bisa jadi dia hanya lewat saja atau melakukan interaksi dengan tubuh kita. Efek dari energi radiasi ini beragam, tergantung pada jenis partikel yang dipancarkan dan frekuensi paparannya. Dalam dosis yang rendah, efek radiasi bisa disembuhkan sendiri oleh sistem tubuh. Energi radiasi bisa mengionisasi inti sel di dalam tubuh dan menghasilkan radikal bebas yang dapat mengubah elemen-elemen penting di dalam inti sel. Jika DNA dalam inti sel yang berfungsi sebagai pengontrol struktur dan fungsi sel terganggu, maka yang terjadi selanjutnya adalah efek biologis seperti kanker atau kelainan genetik. Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang bekerja di pengembangan nuklir atau juga di bidang radiologi selalu mengenakan pelindung tubuh ketika mereka bekerja di bawah paparan radiasi.


Dan ternyata radiasi sangat dekat dengan kehidupan manusia. Matahari, secara alami melakukan reaksi fisi setiap saat untuk menghasilkan energi hingga sampai ke bumi. Bahkan tanah yang kita injak pun mengandung radioaktif. Dan banyak alat yang kita gunakan sehari-hari memancarkan radiasi, seperti televisi, layar monitor, dan tentu saja telepon, terutama ponsel.


WHO belakangan ini mengingatkan bahaya radiasi dari ponsel yang diklasifikasikan "sangat mungkin beresiko kanker". Deklarasi tersebut didasarkan pada bukti dalam penelitian atas pengguna ponsel secara intensif dapat meningkatkan resiko glioma, kanker otak ganas. Walaupun penelitian ini belum benar-benar membuktikan bahwa radiasi dari ponsel cukup kuat untuk menyebabkan kanker dengan memecah DNA, ada baiknya kita menggunakan ponsel secara bijak dengan tidak terlalu lama mendekatkan ponsel dengan otak. Alangkah baiknya jika kita menggunakan hands free saat menelpon dalam waktu yang relatif lama, atau lebih banyak menggunakan layanan sms.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More